MEDICAL TERMINOLOGY
Setiap profesi memiliki jargonnya masing-masing, yaitu suatu bahasa khusus yang memungkinkan terjadinya komunikasi yang cepat, tepat dan efektif tanpa kesalahpahaman di antara anggota profesi tersebut. Medical terminology adalah bahasa khusus yang digunakan oleh praktisi di bidang kesehatan, misalnya dokter, perawat, fisioterapis, bidan dan sebagainya.
Dalam kuliah ini, mahasiswa akan mempelajari ratusan istilah/bahasa yang biasa digunakan dalam mempelajari ilmu kedokteran. Tampaknya cukup banyak, akan tetapi ini hanya sebagian kecil dari istilah-istilah yang akan ditemui oleh mahasiswa kedokteran selama menempuh pendidikan di fakultas kedokteran maupun dalam menjalani profesi kedokterannya nanti.
Tujuan dari kuliah ini bukan untuk membuat mahasiswa menghafal seluruh istilah yang ada dalam medical terminology, akan tetapi untuk mengenalkan dasar-dasar pembentukan medical terminology, sehingga mahasiswa akan dapat mengenali dan mempelajari istilah-istilah yang akan dijumpai saat mempelajari ilmu kedokteran. Selain itu, setelah mempelajari medical terminology ini mahasiswa juga dapat menyebut dan menulis istilah-istilah tersebut secara tepat.
Dalam mempelajari medical terminology, seperti halnya mempelajari bahasa asing lainnya, kunci utamanya adalah dengan menghafal dan mengingat kosa kata yang dipakai (vocabulary) sebanyak-banyaknya dan yang kedua adalah dengan mempelajari struktur dasar kata/istilah tersebut. Kosa kata akan dapat dikuasai oleh mahasiswa apabila mahasiswa sering membaca artikel yang menggunakan kosa kata/medical terminology tersebut (dengan banyak membaca textbook/artikel kedokteran).
MEDICAL TERMINOLOGY
Medical terminology adalah istilah atau kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan tubuh manusia, komponen, kondisi dan proses yang berhubungan dengannya secara ilmiah dan akurat.
Terdapat 2 kategori utama medical terminologi:
- Deskriptif: mendeskripsikan bentuk, warna, ukuran, fungsi dan sebagainya. Kategori ini yang akan dipelajari dalam kuliah ini.
- Eponim: menggunakan nama seseorang (penemu struktur anatomi, prosedur atau diagnosis).
Contoh:
- tuba uterina: tuba Fallopi (diambil dari nama penemunya: Gabriello Fallopio)
- tuba auditiva: tuba Eustachii (Bartolommeo Eustachii).
Kelemahan dengan menggunakan metode eponim ini adalah istilah tersebut tidak memberikan informasi tentang apa, di mana dan fungsi organ tersebut.
Saat ini ada kecenderungan untuk mengganti eponim ini dengan nama deskriptif, walaupun masih ada istilah-istilah yang masih menggunakan eponim ini, misalnya Penyakit Parkinson (untuk paralisis agitans), Sindroma Down (“mongolism”/trisomi 21), Penyakit Hansen (lepra) dan sebagainya.
Struktur Medical Terminology.
Pendekatan sistematik dalam pembentukan kata dan istilah dalam medical terminology meliputi 3 bagian:
- Akar kata (word root): dasar, arti utama dari istilah tersebut, biasanya terletak pada tengah kata. Akar kata ini biasanya menggambarkan bagian tubuh dan berasal dari bahasa Latin atau Yunani.
Contoh:
- gastric, akar katanya adalah gastr, yang berarti lambung/perut.
- hypothermia, akar katanya adalah therm, yang berarti panas.
Dalam pembentukan medical terminology sering ditambahkan huruf vokal (combining vowel) ke akar kata/word root untuk memperhalus pengucapan saat ditambahkan akhiran/prefix. Hasilnya adalah istilah baru dengan penambahan vokal (word root + vokal) yang disebut bentuk kombinasi (combining form).
Huruf vokal yang paling sering digunakan pada pembentukan combining form adalah huruf –o-.
Selain digunakan untuk merangkaikan word root dan suffix, combining vowel juga digunakan untuk menggabungkan antara dua word root.
Contoh:
- thermometer, huruf –o- di sini adalah combining vowel.
- cardiogram
Kedua istilah di atas (thermometer dan cardiogram) disebut combining form.
Beberapa medical terminology dibentuk dari 2 word root atau lebih, istilah ini disebut compound word.
Contoh:
- electrocardiogram
Word root 1
|
Combining vowel
|
Word root 2
|
Combining vowel
|
suffix
|
electr
|
o
|
cardi
|
o
|
gram
|
- gastroenteritis
Word root 1
|
Combining vowel
|
Word root 2
|
suffix
|
gastr
|
o
|
enter
|
itis
|
- Awalan (prefix): terletak pada bagian depan istilah, ditambahkan untuk memodifikasi akar kata untuk menambahkan informasi mengenai lokasi, jumlah atau waktu.
Contoh:
- epigastric, prefixnya adalah epi (= di atas)
- megacolon, prefixnya adalah mega (=pembesaran)
Prefix secara umum tidak memerlukan modifikasi ketika digabungkan dengan word root karena biasanya prefix diakhiri dengan vokal, walaupun dalam beberapa keadaan dapat mengalami asimilasi dan perubahan, misalnya: in àim, syn àsym.
Contoh:
- imperforata
- syndesmosis ;
- Akhiran (suffix): ditambahkan di akhir akar kata untuk memberikan makna tambahan, misalnya kondisi, proses penyakit atau prosedur.
Suffix dikelompokkan ke dalam:
1) Suffix yang memerlukan combining form.
Contoh: thermometer, suffixnya adalah meter (=mengukur), dengan combining vowel –o-.
2) Tidak memerlukan combining form (karena dimulai dengan huruf vokal).
Contoh: gastritis, suffixnya adalah it is(=inflamasi/peradangan)
Menganalisis medical terminology adalah proses yang cukup penting. Salah satu caranya adalah dengan memecah kata dengan mengevaluasi arti suffixnya, kemudian prefix, dan akhirnya akar katanya. Bila mahasiswa dapat menguasai konsep dasar pembentukan medical terminology ini, maka akan banyak sekali istilah yang dengan mudah dipahami oleh mahasiswa.
Bila masih mengalami keraguan akan arti istilah tersebut, dianjurkan untuk mencocokkan dengan kamus kedokteran baik yang berupa textbook (Kamus Kedokteran Dorland’s) atau menggunakan mesin pencari di internet (http://ec.hku.hk/mt/quizzes.htm, http://ec.hku.hk/mt/combinat.htm,
Latihan:
Cara pembentukan medical term.
Medical term berasal dari:
- Kata benda atau kata sifat bahasa Yunani (Greek noun or adjective).
1) Akar kata benda atau kata sifat didapat dengan menghilangkan huruf akhirnya (os, on, e, s, ys)
Contoh:
§ nephros – nephr
§ neuron – neur
§ leukos – leuk
§ tachys – tachy
§ glykys – glyc
2) Merangkaikan suffix yang dimulai dengan huruf vokal langsung di belakang akar kata.
Contoh:
§ nephr – nephritis
§ neur – neuritis
§ leuk – leukemia
§ glyk – glycemia
3) Bila suffix yang dimulai dengan konsonan dirangkaikan dengan akar kata yang berakhir dengan konsonan, maka diperlukan combining vowel.
Contoh:
§ Leukocyte
§ Neurogenic
§ nephroblast
4) Combining vowel diperlukan untuk merangkaikan 2 akar kata.
Contoh:
§ Gastroenteritis
§ Electrocardiogram
5) Beberapa istilah bisa didapati dalam 2 bentuk combining form:
Contoh:
derma,
dermatos
|
hypodermic,
dermatology
|
soma,
somatos
|
macrosomia,
somatotroph
|
haima,
haimatos
|
hemoglobin,
hematology
|
stoma,
stomatos
|
tracheostomy,
stomatitis
|
2. Kata kerja bahasa Yunani (Greek verb).
gignesthai
|
gen(e)
- gen
|
pathogenesis
hematogen
|
lyein
|
ly(s)-
|
hemolysis
|
tome
|
tom-
|
cholecystotomy
|
graphein
|
graph-
|
cardiograph
|
rhein
|
rhe-
|
diarrhea,
leukorrhea
|
3. Kata benda atau kata sifat bahasa Latin (Latin noun or adjective).
1) Akar kata benda didapatkan dengan menghilangkan huruf akhirnya (a, um).
Contoh:
§ fistula – fistul
§ vagina – vagin
§ lympha – lymph
§ ileum – ile
§ cerebrum – cerebr
§ palatum – palat
2) Merangkaikan suffix yang dimulai dengan huruf vokal langsung di belakang akar kata.
Contoh:
§ fistula – fistulectomy
§ cerebrum – cerebritis
§ vasculus – vasculitis
3) Bila suffix yang dimulai dengan konsonan dirangkaikan dengan akar kata yang berakhir dengan konsonan, maka diperlukan combining vowel.
Contoh:
§ vagina – vaginoplasty
§ lympha – lymphogen
§ ileum – ileostomy
§ cerebrum – cerebrovascular
§ palatum – palatorrhaphy
3) Beberapa prefix mengalami asimilasi sesuai dengan akar katanya.
Contoh:
a,an
en,em
bi, in
co,con, com
|
acardia, anemia, analgesia
encephal, embolism
bifurcatio, binocular
cohesive, congenital, commensal
|
Source : Perkuliahan FK UMY
0 comments:
Post a Comment