RADIOGRAFI INTRAVENA ~ Kedokteran dan Kesehatan

Thursday, August 11, 2016

RADIOGRAFI INTRAVENA

RADIOGRAFI INTRAVENA


·       UROGRAFI INTRAVENA

Pemeriksaan urografi intavena yang juga dikenal dengan nama intravenous pyelogram (IVP) memungknkan visualisasi ginjal, ureter, dan kandung kemih. Media kontras radiopaque disuntikan secar intravena dan kemudian dibersihkan dari dalam darah serta dipekatkan oleh ginjal.Nefrotomogram dapat dilaksanakan sebagai bagian dari pemeriksaan untuk melihat berbagi lapisan ginjal serta struktur difus dalam setiap lapisan dan untuk membedakan massa atau lesi yang padat dari kista didalam ginjal atau traktus urinarius.

Pemeriksaab IVP dilaksanakan sebagai bagian dari pengkajian pendahulu terhadap setiap masalah urologi yang dicurigai, khususnya dalam menegakkan diagnosa lesi pada ginjal dan ureter. Pemeriksaan ini juga memberikan pemeriksaan kasar tehadap fungsi ginjal. Sesudah media kontras (sodium diatrizoat atau meglumin diatrizoat) disuntikan secara intravena, pembuatan foto rontgen yang multiple dan serial dilakukan untuk melihat struktur drainase.
Jika pasien mempunyai riwayat alergi, penyuntikan intradermal media kontras dengan dosis untuk tes alergi dapat dillakukan. Apabila tidak terjadi reaksi kulit dalam waktu 15 menit, media kontras dengan dosis untuk tes alergi yang reguler dapat diberikan secara intravena. Meskipun jarang dijumpai reaksi anafilaksis dapat saja terjadi sebagai mana halnya pada pemberian intravena setiap obat.


·       PENGERTIAN BNO
BNO merupakan satu istilah medis dari bahasa Belanda yang merupakan kependekan dari Blass Nier Overzicht (Blass = Kandung Kemih, Nier = Ginjal, Overzicht = Penelitian). Dalam bahasa Inggris, BNO disebut juga KUB (Kidney Ureter Blass). Jadi, pengertian BNO adalah suatu pemeriksaan didaerah abdomen / pelvis untuk mengetahui kelainan-kelainan pada daerah tersebut khususnya pada sistem urinaria.



·       KEGUNAAN FOTO BNO
1.       Mendeteksi penyakit pada sistem urinaria, misalnya batu ginjal (pada foto rontgen, batu ginjal akan terlihat opaque (putih)).
2.       Sebagai plain photo (foto pendahuluan) pada rangkaian pemeriksaan BNO IVP.

·       BNO INTRAVENA
IVP atau Intra Venous Pyelography merupakan pemeriksaan radiografi pada sistem urinaria (dari ginjal hingga blass) dengan menyuntikkan zat kontras melalui pembuluh darah vena.

·       TUJUAN BNO IVP
Untuk mendapatkan gambaran radiografi dari letak anatomi dan fisiologi serta mendeteksi kelainan patologis dari ginjal, ureter dan blass.
·       INDIKASI BNO IVP
Indikasi pemeriksaan IVP antara lain nephrolithiasis (batu ginjal), vesicolithiasis (batu vesica urinari), nefritis (radang ginjal), cystitis (radang vesica urinari), ureterolithiasis (batu ureter), tumor, hipertrofi prostat.
·       BAHAN KONTRAS
Bahan kontras atau media kontras adalah suatu zat yang memiliki nomor atom tinggi yang berguna untuk membedakan jaringan yang tidak dapat dilihat oleh foto rontgen biasa. Pada pemeriksaan IVP, bahan kontras yang digunakan berbahan baku yodium (I) dan jenis bahan kontrasnya positif (yang tampak opaque pada foto rontgen)
Syarat bahan kontras yang digunakan :
1.       Memiliki nomor atom yang tinggi (seperti : Iodium, nomor atomnya 53), sehingga zat kontras akan tampak putih pada jaringan.
2.       Non Toxic atau tidak beracun, dapat ditolerir oleh tubuh.
3.       Bersifat water soluble dan non ionik atau larut dalam air artinya dapat dengan mudah diserap atau dikeluarkan dari tubuh setelah pemeriksaan.

·       EFEK SAMPING DARI PENGGUNAAN BAHAN KONTRAS
Efek samping yang dapat terjadi:
1.       Efek samping ringan, seperti mual, gatal-gatal, kulit menjadi merah dan bentol-bentol
2.       Efek samping sedang, seperi edema dimuka/pangkal tenggorokan
3.       Efek samping berat, seperti shock, pingsan, gagal jantung.
Efek samping terjadi pada pasien yang alergi terhadap yodium (makanan laut) dan kelainan pada jantung.

·       PERSIAPAN PASIEN SEBELUM PEMERIKSAAN
1.       Sehari sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien diminta untuk makan-makanan lunak yang tanpa serat (seperti bubur kecap) maksudnya supaya makanan tersebut mudah dicerna oleh usus sehingga faeces tidak keras.
2.       Makan terakhir pukul 19.00 (malam sebelum pemeriksaan) supaya tidak ada lagi sisa makanan diusus, selanjutnya puasa sampai pemeriksaan berakhir.
3.       Malam hari pukul 21.00, pasien diminta untuk minum laksatif (dulcolax) sebanyak 4 tablet.
4.       8 Jam sebelum pemeriksaan dimulai, pasien tidak diperkenankan minum untuk menjaga kadar cairan.
5.       Pagi hari sekitar pukul 06.00 (hari pemeriksaan), pasien diminta untuk memasukkan dulcolax supossitoria melalui anus, supaya usus benar-benar bersih dari sisa makanan / faeces.
6.       Selama menjalani persiapan, pasien diminta untuk tidak banyak bicara dan tidak merokok supaya tidak ada intestinal gas (gas disaluran pencernaan)

Tujuan dari persiapan pasien adalah untuk membersihkan usus (gastro intestinal) dari udara dan faeces yang dapat mengganggu visualisasi dari foto IVP atau menutupi gambaran ginjal dan saluran-salurannya. Pemeriksaan yang tidak baik terlihat dari bayangan lucent di usus karna udara dan faeces.
Gambar 1. Foto BNO dengan persiapan pasien yang baik (tidak tampak visualisasi udara / faeces di rongga abdomen)
 


Gambar 2.  Foto BNO dengan persiapan pasien yang kurang baik (tampak visualisasi udara / faeces di rongga abdomen)
 



·       PROSEDUR PEMERIKSAAN IVP
1.       Pasien diwawancarai untuk mengetahui sejarah klinis dan riwayat alergi.
2.       Pasien diminta untuk mengisi informed consent (surat persetujuan tindakan medis setelah pasien dijelaskan semua prosedur pemeriksaan).
3.       Buat plain photo BNO terlebih dahulu.
4.       Jika hasil foto BNO baik, lanjutkan dengan melakukan skin test dan IV test sebelum dimasukkan bahan kontras melalui vena fossa cubiti
5.       Sebelum melakukan penyuntikan, pasien ditensi terlebih dahulu.
6.       Menyuntikkan bahan kontras secara perlahan-lahan dan menginstruksikan pasien untuk tarik nafas dalam lalu keluarkan dari mulut guna menminialkan rasa mual yang mungkin dirasakan pasien
7.       Membuat foto 5 menit post injeksi
8.       Membuat foto 15 menit post injeksi
9.       Membuat foto 30 menit post injeksi
10.   Pasien diminta untuk turun dari meja pemeriksaan untuk buang air kecil (pengosongan blass) kemudian difoto lagi post mixi.
11.   Foto IVP bisa saja dibuat sampai interval waktu berjam-jam jika kontras belum turun.

Sebelum rangkaian foto IVP dibuat dan sebelum bahan kontras diinjeksikan, terlebih dahulu dibuat foto pendahuluan (plain photo BNO). Apa tujuan plain photo BNO itu?
1.       Untuk menilai persiapan yang dilakukan pasien
2.       Untuk melihat keadaan rongga abdomen khususnya tractus urinaria secara umum.
3.       Untuk menentukan faktor eksposi yang tepat untuk pemotretan berikutnya sehingga tidak terjadi pengulangan foto karena kesalahan faktor eksposi.

Bagaimana teknik pemeriksaan BNO IVP?
Teknik pemeriksaan BNO IVP dilakukan dengan interval waktu tertentu yang disesuaikan dengan lamanya aliran bahan kontras untuk mengisi ginjal sampai bahan kontras itu masuk ke blass.
1. Plain foto BNO AP (sebelum injeksi)
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
 2. Foto 5 menit post injeksi
Menggunakan kaset 24 x 30 yang diletakkan melintang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada processus xypoideus dan batas bawah pada crista iliaca/SIAS
CP : pertengahan film
CR : Vertikal tegak lurus film
 3. Foto 15 menit post injeksi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film

4. Foto 30 menit post injeksi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
PP : Pasien supine diatas meja pemeriksaan dengan garis tengah tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan, kedua tungkai kaki diatur lurus, dan kedua tangan lurus disamping tubuh.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film
5. Foto post mixi
Menggunakan kaset 30 x 40 (disesuaikan dengan tubuh pasien) yang diletakkan memanjang.
Semua foto dikonsultasikan ke dokter spesialis radiologi. Jika dokter meminta foto post mixi, pasien diminta untuk buang air kecil untuk mengosongkan blass dari media kontras.
PO : 1. Aturlah pundak dan pinggul pasien agar tidak terjadi rotasi; 2. Atur long axis tubuh sejajar dengan long axis film; 3. Aturlah kaset dengan batas atas pada diafragma, dan batas bawah pada sympisis pubis.
CP : Umbilikus
CR : Vertikal tegak lurus film

·       Apakah tujuan foto 5, 15, 30, PM?
Foto 5 menit untuk melihat dan menilai neprogram / fungsi ginjal
Foto 15 menit untuk melihat ureter
Foto 30 menit untuk melihat vesica urinaria apakah sudah terisi bahan kontras atau belum
Foto PM untuk melihat pengosongan blass
·       ALUR PERJALANAN BAHAN KONTRAS MENUJU GINJAL
Bahan kontras yang disuntikkan melalui vena fossa cubiti akan mengalir ke vena capilaris, vena subclavia, kemudian ke vena cava superior. Dari VCS bahan kontras akan masuk ke atrium kanan dari jantung, kemudian ke ventrikel kanan dan mengalir ke arteri pulmo. Kemudian mengalir ke vena pulmo menuju atrium kiri kemudian ventrikel kiridan mengalir ke aorta, serta terus mengalir menuju aorta desendenskemudian kedalam aorta abdominalis dan masuk kedalam arteri renalis dan mulai memasuki korteks ginjal.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BNO IVP
Kelebihan :
1.       Bersifat  non invasif
2.       Relatif aman
3.       Memiliki nilai diagnosa yang tinggi
Kekurangan :
1.       Dapat menimbulkan alergi terhadap media kontras
2.       Ibu hamil dilarang melakukan pemeriksaan ini.

·       HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PEMBUATAN BNO IVP?
1.       Jangan lupa memberi marker “BNO”, “5”, “15”, “30”, “PM” sesuai dengan interval waktu.
2.       Pemeriksaan dilakukan menggunakan grid sebagai penyerap radiasi hambur, jika tidak menggunakan bucky potter grid, gunakan lysolm grid.
3.       Persiapan pasien yang baik akan menghasilkan gambaran IVP yang baik pula.
4.       Proteksi radiasi bagi pasien juga harus diperhatikan seperti membatasi lapangan penyinaran.
5.       Peng-ekspos-an dilakukan saat pasien tahan nafas setelah ekspirasi penuh (aba-aba pemeriksaan : “tarik nafas… buang nafas….tahan!!!!”. hal ini bertujuan untuk menghindari kekaburan objek karena pergerakan saat bernafas.

·       PERAWATAN PASIEN SETELAH PEMERIKSAAN IVP
1.       Pasien diminta untuk istirahat yang cukup

2.       Pasien diminta untuk minum air putih yang banyak untuk menghilangkan bahan kontras dari tubuh.


0 comments:

Post a Comment