Kortikosteroid pada Ibu Hamil ~ Kedokteran dan Kesehatan

Wednesday, September 5, 2018

Kortikosteroid pada Ibu Hamil



1.   Pengertian Kortikosteroid

Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol respon inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat dan fungsi imun, sedangkan mineralokortikoid memiliki efek kuat terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada manusia, glukokortikoid yang utama adalah kortisol dan mineralokortikoid yang terpenting adalah aldosterone.
Kortisol (disebut juga hidrokortison, senyawa F) memiliki banyak efek fisiologis, termasuk regulasi metabolisme perantara, fungsi kardiovaskular, pertumbuhan, dan imunitas. Sintesis dan sekresinya diregulasi secara ketat oleh sistem saraf pusat, yang sangat sensitif terhadap umpan balik negatif oleh kortisol dan glukokortikoid eksogen (sintetik) dalam peredaran (Katzung, 2007).


2. Indikasi Penggunaan Kortikosteroid Antenatal

Indikasi penggunaan kortikosteroid saat antenatal pada usia kehamilan 24-34 minggu yaitu untuk wanita hamil yang berisiko melahirkan preterm, perdarahan antepartum (antepartum haemorrage), premature rupture of membrane (PPROM) (RCOG, 2010).

Dalam lebih dari dua dekade, kortikosteroid telah diberikan pada masa antenatal dengan maksud mengurangi komplikasi, terutama RDS pada bayi prematur. Apabila dilihat dari lamanya interval waktu mulai saat pemberian steroid sampai kelahiran, tampak bahwa interval 24 jam sampai tujuh hari memberi keuntungan yang lebih besar dengan rasio kemungkinan 0,38 terjadinya RDS. Sementara apabila interval kurang dari 24 jam OR 0,70 dan apabila lebih dari 7 hari OR 0,41 (ACOG, 1998). Penelitian US Collaborative tahun 1981 melaporkan perbedaan bermakna insiden RDS dengan pemberian steroid antenatal pada kehamilan 30-34 minggu dengan interval antara 24 jam sampai dengan tujuh hari. Sementara penelitian Liggins dan Howie mendapati insidens RDS lebih rendah apabila interval waktu antara saat pemberian steroid sampai kelahiran adalah dua hari sampai kurang dari tujuh hari dan perbedaan ini bermakna. Mereka menganjurkan steroid harus diberikan paling tidak 24 jam sebelum terjadi kelahiran agar terlihat manfaatnya terhadap pematangan paru janin. Pemberian steroid setelah lahir tidak bermanfaat karena kerusakan telah terjadi sebelum steroid bekerja.


3. Dosis dan Cara Pemberian Kortikosteroid Antenatal



Jenis kortikosteroid yang diberikan adalah deksametason atau betametason.. Efek optimal terjadi 24 jam setelah pemberian terakhir mencapai puncak dalam waktu 48 jam dan bertahan sampai 7 hari.



Pemberian siklus tunggal kortikosteroid adalah :



a. Betametason 2x2 mg intramuskular dengan jarak pemberian 24 jam selama 48jam.



b. Deksametason 4x6 mg intramuskular dengan jarak pemberian 12 jam selama 48 jam (RCOG, 2010) atau Deksametason 4x8 mg per oral selama 48 jam (Egerman, 1998).





4. Mekanisme Kerja Kortikosteroid



Mekanisme kortikosteroid untuk menurunkan frekuensi gawat napas adalah induksi protein-protein yang mengatur sistem biokimia pada sel tipe II yang menghasilkan surfaktan di dalam paru-paru janin. Efek fisiologis glukokortikoid pada paru yang sedang berkembang antara lain peningkatan surfaktan alveolus, ketegangan paru dan volume paru maksimal.

0 comments:

Post a Comment