1.
Pengertian Kortikosteroid
Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh
kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol respon
inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu glukokortikoid
dan mineralokortikoid. Glukokortikoid memiliki efek penting pada metabolisme
karbohidrat dan fungsi imun, sedangkan mineralokortikoid memiliki efek kuat
terhadap keseimbangan cairan dan elektrolit. Pada manusia, glukokortikoid yang
utama adalah kortisol dan mineralokortikoid yang terpenting adalah aldosterone.
Kortisol (disebut juga hidrokortison, senyawa F) memiliki banyak efek
fisiologis, termasuk regulasi metabolisme perantara, fungsi kardiovaskular,
pertumbuhan, dan imunitas. Sintesis dan sekresinya diregulasi secara ketat oleh
sistem saraf pusat, yang sangat sensitif terhadap umpan balik negatif oleh
kortisol dan glukokortikoid eksogen (sintetik) dalam peredaran (Katzung, 2007).
2. Indikasi Penggunaan Kortikosteroid Antenatal
Indikasi penggunaan kortikosteroid saat antenatal pada usia kehamilan
24-34 minggu yaitu untuk wanita hamil yang berisiko melahirkan preterm,
perdarahan antepartum (antepartum haemorrage), premature rupture of membrane (PPROM) (RCOG, 2010).
Dalam lebih dari dua dekade, kortikosteroid telah diberikan pada masa
antenatal dengan maksud mengurangi komplikasi, terutama RDS pada bayi prematur.
Apabila dilihat dari lamanya interval waktu mulai saat pemberian steroid sampai
kelahiran, tampak bahwa interval 24 jam sampai tujuh hari memberi keuntungan
yang lebih besar dengan rasio kemungkinan 0,38 terjadinya RDS. Sementara
apabila interval kurang dari 24 jam OR 0,70 dan apabila lebih dari 7 hari OR
0,41 (ACOG, 1998). Penelitian US Collaborative
tahun 1981 melaporkan perbedaan bermakna insiden RDS dengan pemberian steroid
antenatal pada kehamilan 30-34 minggu dengan interval antara 24 jam sampai
dengan tujuh hari. Sementara penelitian Liggins dan Howie mendapati insidens
RDS lebih rendah apabila interval waktu antara saat pemberian steroid sampai
kelahiran adalah dua hari sampai kurang dari tujuh hari dan perbedaan ini
bermakna. Mereka menganjurkan steroid harus diberikan paling tidak 24 jam
sebelum terjadi kelahiran agar terlihat manfaatnya terhadap pematangan paru
janin. Pemberian steroid setelah lahir tidak bermanfaat karena kerusakan telah
terjadi sebelum steroid bekerja.
3. Dosis dan Cara Pemberian Kortikosteroid Antenatal
Jenis kortikosteroid yang diberikan adalah deksametason atau
betametason.. Efek optimal terjadi 24 jam setelah pemberian terakhir mencapai
puncak dalam waktu 48 jam dan bertahan sampai 7 hari.
Pemberian siklus tunggal kortikosteroid adalah :
a. Betametason 2x2 mg intramuskular dengan jarak pemberian 24 jam selama
48jam.
b. Deksametason 4x6 mg intramuskular dengan jarak pemberian 12 jam
selama 48 jam (RCOG, 2010) atau Deksametason 4x8 mg per oral selama 48 jam
(Egerman, 1998).
4. Mekanisme Kerja Kortikosteroid
Mekanisme kortikosteroid untuk menurunkan frekuensi gawat napas adalah
induksi protein-protein yang mengatur sistem biokimia pada sel tipe II yang
menghasilkan surfaktan di dalam paru-paru janin. Efek fisiologis glukokortikoid
pada paru yang sedang berkembang antara lain peningkatan surfaktan alveolus,
ketegangan paru dan volume paru maksimal.
0 comments:
Post a Comment