Definisi
Preeklamsia adalah kondisi dalam kehamilan dengan
hipertensi spesifik yang disertai gangguan multisistem. Kondisi ini terjadi
ketika kehamilan lebih dari 20 minggu, lebih sering mendekati masa persalinan,
dan bisa diikuti dengan gangguan-gangguan hipertensi. Preeklamsia merupakan
komplikasi kehamilan berupa hipertensi yang paling umum dan didefinisikan
dengan munculnya hipertensi dan proteinuria dalam onset yang baru. Meskipun
hipertensi dan proteinuria menjadi tanda klasik preeklamsia, beberapa wanita
menunjukkan hipertensi tanpa disertai dengan proteinuria (ACOG, 2013) .
Wanita dengan preeklamsia yang tidak menunjukkan
hasil positif pada proteinuria, dapat muncul tanda kegagalan multi sistem.
Munculnya hipertensi dengan trombositopenia, gangguan fungsi hati, insufisiensi
renal, edema pulmo, onset baru dari gangguan serebral dan penglihatan.
Hipertensi didefinisikan dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau diastolik
≥90 mmHg. Hasil ini didapatkan minimal dari dua kali pemeriksaan dengan minimal
rentang waktu selama 4 jam. Preeklamsia dengan gejala seperti nyeri kepala yang
persisten, pandangan kabur, fotofobia, nyeri ulu hati, mual dan muntah
merupakan tanda impending eklampsia (ACOG,
2013) .
Etiologi
Sejumlah
besar mekanisme telah diajukan untuk menjelaskan penyebabnya, namun preeklamsia
tidaklah sesederhana “suatu penyakit”, melainkan hasil akhir dari berbagai
faktor dari ibu, plasenta, dan janin (Cunningham, et al., 2014).
Faktor-faktor
yang saat ini dianggap penting adalah
1.
Implantasi
plasenta disertai invasi trofoblastik abnormal pada pembuluh darah uterus.
2.
Toleransi
imunologis yang bersifat maladaptif di antara jaringan maternal, paternal
(plasenta), dan fetal.
3.
Maladaptasi
maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamatorik yang terjadi pada
kehamilan normal.
4.
Faktor-faktor
genetik, termasuk gen predisposisi yang diwariskan, serta pengaruh epigenetik
Bisa dijelaskan bahwa
hipoksia, radikal bebas, stres oksidatif, dan aktivasi dari endotelium menjadi
karakteristik etiologi preeklamsia. Tromboxan (berhubungan dengan
vasokontriksi, agregasi platelet, dan berkurangnya aliran darah uteroplasenta)
meningkat, sedangkan prostasiklin (memiliki efek yang berlawanan dengan
tromboxan) menurun. Pertumbuhan janin yang terhambat juga menjadi hasil dari
cacatnya plasenta dan ketidak seimbangan antara prostasiklin dan tromboxan (Seravalli & Baxter, 2012) .
Klasifikasi dan Diagnosis
Preeklamsia
didefinisikan sebagai hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg) yang terjadi pada
kehamilan di atas usia kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan organ. Jika
hanya didapatkan hipertensi, kondisi tersebut tidak dapat disamakan dengan preeklamsia
(Tranquilli, et al., 2014) . Preeklamsia dibagi
menjadi tiga jenis yaitu preeklamsia, superimposed
preeklamsia, dan preeklamsia berat (Seravalli &
Baxter, 2012) .
1. Preeklamsia
Didefinisikan
ketika tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan proteinuria (≥300 mg dalam 24 jam)
setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu pada wanita tanpa riwayat tekanan
darah tinggi sebelumnya. Pengukuran proteinuria menggunakan dipstik memiliki
tingkat akurasi yang rendah (Seravalli &
Baxter, 2012) .
Istilah preeklamsia ringan sudah tidak digunakan karena kondisi preeklamsia
dapat berubah menjadi keadaan yang mengancam nyawa dalam waktu yang segera (POGI, 2016) .
2. Superimposed preeklamsia
Terdapat
satu atau lebih dari kriteria di bawah ini (Seravalli &
Baxter, 2012)
:
·
Proteinuria (≥300 mg dalam
24 jam tanpa riwayat proteinuria sebelumnya) setelah usia kehamilan lebih dari 20
minggu pada wanita dengan hipertensi kronis
·
Jika hipertensi dan
proteinuria muncul sebelum usia kehamilan 20 minggu, maka:
-
Peningkatan proteinuria
yang tiba-tiba
-
Hipertensi yang
tiba-tiba
-
Angka trombosit
<100.000/mm3
-
Peningkatan
transaminase hepar (SGOT dan/atau SGPT ≥70 iu/L)
3. Preeklamsia
Berat
Preeklamsia
dengan minimal salah satu dari kriteria berikut:
·
Tekanan darah ≥160/110
mmHg (dalam dua kali kesempatan, dalam rentang waktu 6 jam)
·
Proteinuria 5 gr dalam
24 jam spesimen urin (≥ 3+ dalam 2 kali pengambilan dengan rentang waktu 4 jam)
·
Trombositopenia (angka
trombosit <100.000/mm3 dan/atau bukti adanya anemia hemolitik
mikroangiopati)
·
Peningkatan serum
transaminase hepar (SGOT dan/atau SGPT ≥ 70 iu/L)
·
Nyeri kepala yang
persisten atau gangguan serebral/penglihatan
·
Nyeri regio epigastrik
(atau regio kanan atas) yang persisten
·
Edema pulmo atau
sianosis
·
Oliguria (<500 mL
urin dalam 24 jam)
Peningkatan serum
kreatinin >1.2 mg/dL atau kondisi lainnya terkait dengan outcome dari preeklamsia yang lebih
buruk, tetapi tidak menjadi kriteria
dari preeklamsia berat
0 comments:
Post a Comment