Preeklampsia Part 1 ~ Kedokteran dan Kesehatan

Saturday, August 25, 2018

Preeklampsia Part 1


Definisi


Preeklamsia adalah kondisi dalam kehamilan dengan hipertensi spesifik yang disertai gangguan multisistem. Kondisi ini terjadi ketika kehamilan lebih dari 20 minggu, lebih sering mendekati masa persalinan, dan bisa diikuti dengan gangguan-gangguan hipertensi. Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan berupa hipertensi yang paling umum dan didefinisikan dengan munculnya hipertensi dan proteinuria dalam onset yang baru. Meskipun hipertensi dan proteinuria menjadi tanda klasik preeklamsia, beberapa wanita menunjukkan hipertensi tanpa disertai dengan proteinuria (ACOG, 2013).
Wanita dengan preeklamsia yang tidak menunjukkan hasil positif pada proteinuria, dapat muncul tanda kegagalan multi sistem. Munculnya hipertensi dengan trombositopenia, gangguan fungsi hati, insufisiensi renal, edema pulmo, onset baru dari gangguan serebral dan penglihatan. Hipertensi didefinisikan dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg atau diastolik ≥90 mmHg. Hasil ini didapatkan minimal dari dua kali pemeriksaan dengan minimal rentang waktu selama 4 jam. Preeklamsia dengan gejala seperti nyeri kepala yang persisten, pandangan kabur, fotofobia, nyeri ulu hati, mual dan muntah merupakan tanda impending eklampsia (ACOG, 2013)

Etiologi


Sejumlah besar mekanisme telah diajukan untuk menjelaskan penyebabnya, namun preeklamsia tidaklah sesederhana “suatu penyakit”, melainkan hasil akhir dari berbagai faktor dari ibu, plasenta, dan janin (Cunningham, et al., 2014).
Faktor-faktor yang saat ini dianggap penting adalah
1.        Implantasi plasenta disertai invasi trofoblastik abnormal pada pembuluh darah uterus.
2.        Toleransi imunologis yang bersifat maladaptif di antara jaringan maternal, paternal (plasenta), dan fetal.
3.        Maladaptasi maternal terhadap perubahan kardiovaskular atau inflamatorik yang terjadi pada kehamilan normal.
4.        Faktor-faktor genetik, termasuk gen predisposisi yang diwariskan, serta pengaruh epigenetik

Bisa dijelaskan bahwa hipoksia, radikal bebas, stres oksidatif, dan aktivasi dari endotelium menjadi karakteristik etiologi preeklamsia. Tromboxan (berhubungan dengan vasokontriksi, agregasi platelet, dan berkurangnya aliran darah uteroplasenta) meningkat, sedangkan prostasiklin (memiliki efek yang berlawanan dengan tromboxan) menurun. Pertumbuhan janin yang terhambat juga menjadi hasil dari cacatnya plasenta dan ketidak seimbangan antara prostasiklin dan tromboxan (Seravalli & Baxter, 2012).

Klasifikasi dan Diagnosis


Preeklamsia didefinisikan sebagai hipertensi (tekanan darah ≥140/90 mmHg) yang terjadi pada kehamilan di atas usia kehamilan 20 minggu disertai adanya gangguan organ. Jika hanya didapatkan hipertensi, kondisi tersebut tidak dapat disamakan dengan preeklamsia (Tranquilli, et al., 2014). Preeklamsia dibagi menjadi tiga jenis yaitu preeklamsia, superimposed preeklamsia, dan preeklamsia berat (Seravalli & Baxter, 2012).
1.      Preeklamsia
Didefinisikan ketika tekanan darah ≥ 140/90 mmHg dan proteinuria (≥300 mg dalam 24 jam) setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu pada wanita tanpa riwayat tekanan darah tinggi sebelumnya. Pengukuran proteinuria menggunakan dipstik memiliki tingkat akurasi yang rendah (Seravalli & Baxter, 2012). Istilah preeklamsia ringan sudah tidak digunakan karena kondisi preeklamsia dapat berubah menjadi keadaan yang mengancam nyawa dalam waktu yang segera (POGI, 2016).
2.      Superimposed preeklamsia
Terdapat satu atau lebih dari kriteria di bawah ini (Seravalli & Baxter, 2012) :
·           Proteinuria (≥300 mg dalam 24 jam tanpa riwayat proteinuria sebelumnya) setelah usia kehamilan lebih dari 20 minggu pada wanita dengan hipertensi kronis
·           Jika hipertensi dan proteinuria  muncul sebelum  usia kehamilan 20 minggu, maka:
-            Peningkatan proteinuria yang tiba-tiba
-            Hipertensi yang tiba-tiba
-            Angka trombosit <100.000/mm3
-            Peningkatan transaminase hepar (SGOT dan/atau SGPT ≥70 iu/L)
3.      Preeklamsia Berat
Preeklamsia dengan minimal salah satu dari kriteria berikut:
·           Tekanan darah ≥160/110 mmHg (dalam dua kali kesempatan, dalam rentang waktu 6 jam)
·           Proteinuria 5 gr dalam 24 jam spesimen urin (≥ 3+ dalam 2 kali pengambilan dengan rentang waktu 4 jam)
·           Trombositopenia (angka trombosit <100.000/mm3 dan/atau bukti adanya anemia hemolitik mikroangiopati)
·           Peningkatan serum transaminase hepar (SGOT dan/atau SGPT ≥ 70 iu/L)
·           Nyeri kepala yang persisten atau gangguan serebral/penglihatan
·           Nyeri regio epigastrik (atau regio kanan atas) yang persisten
·           Edema pulmo atau sianosis
·           Oliguria (<500 mL urin dalam 24 jam)
Peningkatan serum kreatinin >1.2 mg/dL atau kondisi lainnya terkait dengan outcome dari preeklamsia yang lebih buruk, tetapi  tidak menjadi kriteria dari preeklamsia berat (Seravalli & Baxter, 2012).


NEXT                                       BACK

0 comments:

Post a Comment