Morbili
a. Definisi
Morbili adalah penyakit infeksi yang sangat menular
yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala eksantem akut, demam, kadang
kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, konjungtivitis, kemudian diikuti
erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari
kulit.
b. Etiologi
Virus RNA morbili termasuk dalam famili
paramyxoviridae anggota genus morbilivirus. Manusia adalah satu-satunya host
alami dari virus yang sangat menular ini. Ditularkan dari orang ke orang
melalui kontak langsung dengan droplet atau penyebaran di udara. Virus tersebut
sangat sensitif terhadap temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada
suhu 37 derajat Celcius atau bila dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa
jam (Huong et al., 2013).
c. Epidemiologi
Lebih dari 20 juta infeksi campak terjadi di seluruh
dunia setiap tahunnya, dengan 164.000 kematian di tahun 2008 (CDC, 2011). Komplikasi
yang paling sering dilaporkan terkait dengan infeksi morbili adalah pneumonia
(6%), otitis media (7%), dan diare (8%) (Perry & Halsey, 2004).
d. Gejala Klinis
Penyakit campak terdiri dari 3 stadium, yaitu:
1.
Stadium kataral (prodormal)
Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari
dengan gejala demam, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza.
Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul eksantema, timbul
bercak Koplik. Bercak Koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum timbul
pertama kali pada mukosa bukal yang menghadap gigi molar dan menjelang
kira-kira hari ke 3 atau 4 dari masa prodormal dapat meluas sampai seluruh
mukosa mulut. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering
didiagnosis sebagai influenza.
2.
Stadium erupsi
Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari. Gejala yang
biasanya terjadi adalah koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eksantema di
palatum durum dan palatum mole. Kadang terlihat pula bercak Koplik. Terjadinya
ruam atau eritema yang berbentuk makula-papula disertai naiknya suhu badan.
Mula-mula eritema timbul di belakang telinga, di bagian atas tengkuk, sepanjang
rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada
kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam kemudian akan menyebar ke dada dan
abdomen dan akhirnya mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan akan
menghilang dengan urutan seperti terjadinya yang berakhir dalam 2-3 hari.
3.
Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna
lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan menghilang sendiri. Selain
hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik.
Selanjutnya suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.
e. Morbili dalam kehamilan
Paparan selama kehamilan dapat menyebabkan efek buruk
pada ibu dan janin. Sebuah studi CDC, dari 58 wanita hamil yang terinfeksi
morbili lima belasnya menderita pneumonia. Efek janin yang paling sering adalah
persalinan prematur (13 dari 58). Selain itu, lima kehamilan menghasilkan
aborsi spontan. Morbili belum terbukti menyebabkan cacat lahir dan beresiko lahir dengan berat lahir rendah. Jika pasien hamil yang tidak kebal terhadap morbili
sesaat sebelum melahirkan, cenderung menyebabkan infeksi serius pada janin.
Risikonya dapat dikurangi dengan imunisasi pasif (Gershon, 2011).
f. Komplikasi
Keterlibatan
hati dengan morbili diamati lebih sering pada orang dewasa muda daripada pada
anak-anak. Frekuensi hepatitis yang tinggi, seperti yang dilaporkan dalam
kebanyakan penelitian; Prevalensi hepatitis telah ditunjukkan berkisar antara
71% sampai 89%. Beberapa penelitian telah melaporkan prevalensi yang lebih rendah,
termasuk Leibovici et al 41%, dan Tishler dan Abramov 52%. Penyakit kuning secara
klinis jarang terjadi dan gangguan pada tes fungsi hati biasanya mencapai nilai
puncaknya antara hari ke 5 dan 10. Pada penelitian Dinh, et al., tahun 2013, prognosis morbili pada orang dewasa sangat baik
secara keseluruhan. Hepatitis tidak berkorelasi dengan penyakit parah atau
infeksi bakteri, seperti penelitian sebelumnya. Sehingga hal tersebut menunjukkan
bahwa hepatitis harus dianggap sebagai temuan umum akibat komplikasi infeksi
morbili pada orang dewasa.
g. Diagnosis
Konfirmasi
diagnosis dengan menggunakan uji serologis pada spesimen (urin, sekret
nasofaring, atau darah) oleh kultur virus. Spesimen harus dikumpulkan paling
lambat tujuh sampai sepuluh hari setelah onset ruam. Uji serologis
(enzyme-linked immunosorbent assays [ELISA], hemagglutination inhibition assays
[HIA]) dapat mengukur titer IgM. Uji coba IgM hanya bisa dilakukan dalam 72 jam
setelah onset ruam, sedangkan uji serologis mendeteksi IgM satu sampai dua bulan setelah
timbulnya gejala (CDC, 2011).
h. Diagnosis banding
1.
Rubella
Infeksi
rubella (campak Jerman) adalah penyakit eksantematosa yang disebabkan virus RNA
dari keluarga togavirus. Rubella disebarkan oleh droplet. Rubella menyebabkan demam
ringan dan ruam non-gatal yang khas yang menyebar dari wajah kemudian badan dan
ekstermitas berlangsung sekitar 3 hari. Karakteristik lainnya demam, artralgia
dan aurikular limfadenopati. Infeksi rubela biasanya merupakan penyakit ringan
pada orang dewasa dan anak-anak, namun bisa juga menginfeksi janin. Infeksi
janin bervariasi dalam tingkat keparahan, tapi bisa mengalami masalah termasuk
katarak, tuli, cacat jantung, mikrosfali, meningoencephalitis dan keterlambatan
perkembangan yang signifikan. Ketulian adalah masalah yang paling umum. Tidak
ada perawatan untuk mencegah atau mengurangi transmisi ibu ke anak.
Mendiagnosis pasti rubella dengan pemeriksaan serologi IgM dan IgG. Berdasarkan
satu positif rubella spesifik IgM saja harus dikaitkan dengan klinis dan
epidemiologi. Pada wanita hamil dengan ruam onset dalam sepuluh hari
sebelumnya, jika konsentrasi rendah (<10 Iu / ml) IgG spesifik rubella
terdeteksi, diperlukan skrining serum lebih lanjut (Davidson, 2014).
2.
Parovirus
Parvovirus
dengan gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas, demam, malaise dan sakit
kepala. Muncul krakteristik ruam maculopapular non-vesikular di hidung, mata
dan mulut. Parvovirus dapat ditularkan melalui sekret pernapasan atau produk
darah. Parvovirus B19 mempengaruhi 1 dari 400 kehamilan. Menyebabkan keguguran
spontan dan kematian intrauterin. Umur sel merah lebih pendek sehingga membuat
janin berisiko mengalami anemia berat sementara eritropoiesis (produksi sel
darah merah) dihambat di sumsum tulang janin oleh infeksi parvovirus. Sebagian
besar kematian janin terjadi 4 - 6 minggu setelah onset gejala ibu tetapi bisa
sampai 3 bulan. Parvovirus B19 IgM dapat terdeteksi dalam waktu 10 hari setelah
infeksi tapi biasanya bertahan dalam sirkulasi tidak lebih dari 4 minggu. Parvovirus
B19 IgG muncul dalam darah 7 - 14 hari setelah gejala klinis dan bertahan
selama bertahun-tahun (Davidson, 2014).
3. Demam
dengue
Demam dengue merupakan penyakit demam akut selama 2-7
hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi sebagai berikut nyeri kepala,
ruam kulit, nyeri retro-orbita, manifestasi perdarahan (ptekie atau uji bendung
positif). Penegakkan diagnosis pasti dengan serologi yaitu NS 1, IgM dan IgG. Antigen
NS 1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari ke delapan.
Sensitivitas antigen NS 1 berkisar 63%-93,4% dengan spesifisitas 100% sama
tingginya dengan gold standart kultur
virus. Hasil negatif antigen NS 1 tidak menyingkirkan adanya infeksi virus
dengue. IgM : terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3,
menghilang setelah 60-90 hari. Sedangkan IgG pada infeksi primer, mulai
terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke
2 (Suhendro, 2009).
i. Penatalaksanaan
Imunoglobulin
adalah profilaksis yang dianjurkan untuk pasien yang tidak memiliki kekebalan terhadap
morbili dengan syarat tidak lebih dari enam hari setelah terpapar. Imunoglobulin
diberikan secara intramuskular pada 0,25 ml/kg (dosis maksimum 15 ml). Ini
tidak mencegah morbili tapi bisa menekan gejala akibat morbili sampai vaksinasi
MMR dapat diberikan setelah kehamilan. Terapi morbili pada kehamilan hanya
bersifat simtomatik (Gershon, 2011).
j. Vaksinasi
Morbili
adalah penyakit virus akut yang dapat menyebabkan penyakit serius namun dapat
dicegah dengan vaksinasi. Vaksin untuk pencegahan morbili direkomendasikan di
Amerika Serikat pada tahun 1960an dan 1970an. Program vaksinasi yang sukses,
morbili jarang terjadi di Amerika Serikat. Namun, wabah morbili terjadi di
banyak negara lain. Vaksinasi dianjurkan untuk orang berusia ≥ 12 bulan. ACIP
merekomendasikan 2 dosis vaksin MMR secara rutin untuk anak-anak dengan dosis
pertama yang diberikan pada usia 12 sampai 15 bulan dan dosis kedua diberikan
pada usia 4 sampai 6 tahun sebelum masuk sekolah. Dua dosis direkomendasikan
untuk orang dewasa dengan risiko tinggi terkena paparan dan penularan dan 1
dosis untuk orang dewasa lainnya berusia ≥ 18 tahun (Huong, et al., 2013).
0 comments:
Post a Comment