Morbili dalam kehamilan ~ Kedokteran dan Kesehatan

Wednesday, August 29, 2018

Morbili dalam kehamilan


Morbili


a.    Definisi


Morbili adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala eksantem akut, demam, kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, konjungtivitis, kemudian diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari kulit.

b.   Etiologi


Virus RNA morbili termasuk dalam famili paramyxoviridae anggota genus morbilivirus. Manusia adalah satu-satunya host alami dari virus yang sangat menular ini. Ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan droplet atau penyebaran di udara. Virus tersebut sangat sensitif terhadap temperatur sehingga virus ini menjadi tidak aktif pada suhu 37 derajat Celcius atau bila dimasukkan ke dalam lemari es selama beberapa jam (Huong et al., 2013).

c.    Epidemiologi


Lebih dari 20 juta infeksi campak terjadi di seluruh dunia setiap tahunnya, dengan 164.000 kematian di tahun 2008 (CDC, 2011). Komplikasi yang paling sering dilaporkan terkait dengan infeksi morbili adalah pneumonia (6%), otitis media (7%), dan diare (8%) (Perry & Halsey, 2004).

d.   Gejala Klinis


Penyakit campak terdiri dari 3 stadium, yaitu:

1.     Stadium kataral (prodormal)

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4-5 hari dengan gejala demam, malaise, batuk, fotofobia, konjungtivitis dan koriza. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul eksantema, timbul bercak Koplik. Bercak Koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum timbul pertama kali pada mukosa bukal yang menghadap gigi molar dan menjelang kira-kira hari ke 3 atau 4 dari masa prodormal dapat meluas sampai seluruh mukosa mulut. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza.

2.    Stadium erupsi

Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari. Gejala yang biasanya terjadi adalah koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eksantema di palatum durum dan palatum mole. Kadang terlihat pula bercak Koplik. Terjadinya ruam atau eritema yang berbentuk makula-papula disertai naiknya suhu badan. Mula-mula eritema timbul di belakang telinga, di bagian atas tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam kemudian akan menyebar ke dada dan abdomen dan akhirnya mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya yang berakhir dalam 2-3 hari.

3.     Stadium konvalesensi

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan menghilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Selanjutnya suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

e.    Morbili dalam kehamilan


Paparan selama kehamilan dapat menyebabkan efek buruk pada ibu dan janin. Sebuah studi CDC, dari 58 wanita hamil yang terinfeksi morbili lima belasnya menderita pneumonia. Efek janin yang paling sering adalah persalinan prematur (13 dari 58). Selain itu, lima kehamilan menghasilkan aborsi spontan. Morbili belum terbukti menyebabkan cacat lahir dan beresiko lahir dengan berat lahir rendah. Jika pasien hamil yang tidak kebal terhadap morbili sesaat sebelum melahirkan, cenderung menyebabkan infeksi serius pada janin. Risikonya dapat dikurangi dengan imunisasi pasif (Gershon, 2011).

f.     Komplikasi


Keterlibatan hati dengan morbili diamati lebih sering pada orang dewasa muda daripada pada anak-anak. Frekuensi hepatitis yang tinggi, seperti yang dilaporkan dalam kebanyakan penelitian; Prevalensi hepatitis telah ditunjukkan berkisar antara 71% sampai 89%. Beberapa penelitian telah melaporkan prevalensi yang lebih rendah, termasuk Leibovici et al 41%, dan Tishler dan Abramov 52%. Penyakit kuning secara klinis jarang terjadi dan gangguan pada tes fungsi hati biasanya mencapai nilai puncaknya antara hari ke 5 dan 10. Pada penelitian Dinh, et al., tahun 2013, prognosis morbili pada orang dewasa sangat baik secara keseluruhan. Hepatitis tidak berkorelasi dengan penyakit parah atau infeksi bakteri, seperti penelitian sebelumnya. Sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa hepatitis harus dianggap sebagai temuan umum akibat komplikasi infeksi morbili pada orang dewasa.

g.    Diagnosis


Konfirmasi diagnosis dengan menggunakan uji serologis pada spesimen (urin, sekret nasofaring, atau darah) oleh kultur virus. Spesimen harus dikumpulkan paling lambat tujuh sampai sepuluh hari setelah onset ruam. Uji serologis (enzyme-linked immunosorbent assays [ELISA], hemagglutination inhibition assays [HIA]) dapat mengukur titer IgM. Uji coba IgM hanya bisa dilakukan dalam 72 jam setelah onset ruam, sedangkan uji serologis  mendeteksi IgM satu sampai dua bulan setelah timbulnya gejala (CDC, 2011).

h.   Diagnosis banding


1.         Rubella

Infeksi rubella (campak Jerman) adalah penyakit eksantematosa yang disebabkan virus RNA dari keluarga togavirus. Rubella disebarkan oleh droplet. Rubella menyebabkan demam ringan dan ruam non-gatal yang khas yang menyebar dari wajah kemudian badan dan ekstermitas berlangsung sekitar 3 hari. Karakteristik lainnya demam, artralgia dan aurikular limfadenopati. Infeksi rubela biasanya merupakan penyakit ringan pada orang dewasa dan anak-anak, namun bisa juga menginfeksi janin. Infeksi janin bervariasi dalam tingkat keparahan, tapi bisa mengalami masalah termasuk katarak, tuli, cacat jantung, mikrosfali, meningoencephalitis dan keterlambatan perkembangan yang signifikan. Ketulian adalah masalah yang paling umum. Tidak ada perawatan untuk mencegah atau mengurangi transmisi ibu ke anak. Mendiagnosis pasti rubella dengan pemeriksaan serologi IgM dan IgG. Berdasarkan satu positif rubella spesifik IgM saja harus dikaitkan dengan klinis dan epidemiologi. Pada wanita hamil dengan ruam onset dalam sepuluh hari sebelumnya, jika konsentrasi rendah (<10 Iu / ml) IgG spesifik rubella terdeteksi, diperlukan skrining serum lebih lanjut (Davidson, 2014).

2.         Parovirus

Parvovirus dengan gejala infeksi saluran pernapasan bagian atas, demam, malaise dan sakit kepala. Muncul krakteristik ruam maculopapular non-vesikular di hidung, mata dan mulut. Parvovirus dapat ditularkan melalui sekret pernapasan atau produk darah. Parvovirus B19 mempengaruhi 1 dari 400 kehamilan. Menyebabkan keguguran spontan dan kematian intrauterin. Umur sel merah lebih pendek sehingga membuat janin berisiko mengalami anemia berat sementara eritropoiesis (produksi sel darah merah) dihambat di sumsum tulang janin oleh infeksi parvovirus. Sebagian besar kematian janin terjadi 4 - 6 minggu setelah onset gejala ibu tetapi bisa sampai 3 bulan. Parvovirus B19 IgM dapat terdeteksi dalam waktu 10 hari setelah infeksi tapi biasanya bertahan dalam sirkulasi tidak lebih dari 4 minggu. Parvovirus B19 IgG muncul dalam darah 7 - 14 hari setelah gejala klinis dan bertahan selama bertahun-tahun (Davidson, 2014).

3.    Demam dengue

Demam dengue merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua atau lebih manifestasi sebagai berikut nyeri kepala, ruam kulit, nyeri retro-orbita, manifestasi perdarahan (ptekie atau uji bendung positif). Penegakkan diagnosis pasti dengan serologi yaitu NS 1, IgM dan IgG. Antigen NS 1 dapat dideteksi pada awal demam hari pertama sampai hari ke delapan. Sensitivitas antigen NS 1 berkisar 63%-93,4% dengan spesifisitas 100% sama tingginya dengan gold standart kultur virus. Hasil negatif antigen NS 1 tidak menyingkirkan adanya infeksi virus dengue. IgM : terdeteksi mulai hari ke 3-5, meningkat sampai minggu ke-3, menghilang setelah 60-90 hari. Sedangkan IgG pada infeksi primer, mulai terdeteksi pada hari ke 14, pada infeksi sekunder IgG mulai terdeteksi hari ke 2 (Suhendro, 2009).

i.      Penatalaksanaan


Imunoglobulin adalah profilaksis yang dianjurkan untuk pasien yang tidak memiliki kekebalan terhadap morbili dengan syarat tidak lebih dari enam hari setelah terpapar. Imunoglobulin diberikan secara intramuskular pada 0,25 ml/kg (dosis maksimum 15 ml). Ini tidak mencegah morbili tapi bisa menekan gejala akibat morbili sampai vaksinasi MMR dapat diberikan setelah kehamilan. Terapi morbili pada kehamilan hanya bersifat simtomatik (Gershon, 2011).

j.     Vaksinasi


Morbili adalah penyakit virus akut yang dapat menyebabkan penyakit serius namun dapat dicegah dengan vaksinasi. Vaksin untuk pencegahan morbili direkomendasikan di Amerika Serikat pada tahun 1960an dan 1970an. Program vaksinasi yang sukses, morbili jarang terjadi di Amerika Serikat. Namun, wabah morbili terjadi di banyak negara lain. Vaksinasi dianjurkan untuk orang berusia ≥ 12 bulan. ACIP merekomendasikan 2 dosis vaksin MMR secara rutin untuk anak-anak dengan dosis pertama yang diberikan pada usia 12 sampai 15 bulan dan dosis kedua diberikan pada usia 4 sampai 6 tahun sebelum masuk sekolah. Dua dosis direkomendasikan untuk orang dewasa dengan risiko tinggi terkena paparan dan penularan dan 1 dosis untuk orang dewasa lainnya berusia ≥ 18 tahun (Huong, et al., 2013).

0 comments:

Post a Comment