Mioma uteri adalah tumor jinak otot polos yang terdiri
dari sel-sel jaringan otot polos, jaringan pengikat fibroid dan kolagen. Mioma
uteri merupakan tumor pelvis yang terbanyak pada organ reproduksi wanita.
Kejadian mioma uteri sebesar 20 – 40% pada wanita yang berusia lebih dari 35
tahun dan sering menimbulkan gejala klinis berupa menorrhagia dan dismenorea.
Selain itu mioma juga dapat menimbulkan kompresi pada traktus urinarius,
sehingga dapat menimbulkan gangguan berkemih maupun tidak dapat menahan
berkemih (Prawirohardjo, 2014).
Contoh Kasus
Nama : Ny. H
Umur : 47
tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Keluhan Utama
Pasien
datang dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir dan nyeri perut bagian bawah
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan perdarahan yang keluar dari jalan lahir dan nyeri
perut bagian bawah, menstruasi tidak teratur dan keluar darah merah segar
ketika berhubungan seksual
Riwayat obstetri
I : 1999,
aterm, pervaginam, perempuan, BBL = 2900gr
II :
2005, aterm, pervaginam, perempuan, BBL = 3100gr
III: 2009, aterm, perabdominal, perempuan, BBL= 3500gr
IV: 2010,
aterm, perabdominal, laki-laki, BBL= 3000gr
Riwayat Haid
menarche
umur 13 tahun.
Riwayat Menikah
menikah
1x dengan suami sekarang sejak 20 th yang lalu
Riwayat KB
dengan
IUD selama 3 tahun
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat
Hipertensi, terkontrol tanpa obat rutin
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada
riwayat penyakit dalam keluarga
Pemeriksaan Fisik
Status generalis
KU : Baik Composmentis, tampak anemis
Vital sign : TD: 120/80mmhg, RR: 18x/m N:82x/m T: 36C
TB : 155 cm
BB : 52 kg
Kepala : CA (+)/(+), SI(-)/(-)
Leher : Pembesaran tiroid (-)
Thorax : Simetris (+), retraksi (-), SDV (+)/(+), BJ (-), S1 S2
reguler (+)
Abdomen : nyeri tekan (+) region hipogastric, Supel (+)
Ekstremitas : Akral hangat (+)/(+)/+)/(+) , Edema
(-)/(-)/(-)/(-)
Pemeriksaan Dalam
Inspekulo:
-tampak massa bulat sebesar telur ayam, berwarna putih pucat, sedikit
lonjong memanjang keluar dari servix uteri
-tampak perdarahan keluar dari kanalis servikalis
-portio licin
-OUE sedikit terbuka
-Fluor albus (-)
Vaginal Toucher:
Teraba
massa bertangkai (pedunculated) sebesar telur ayam, perabaan kenyal, permukaan
rata, bergerak bersamaan saat fundus uteri digerakkan, tangkai sebesar jari
orang dewasa
Laboratorium
:
(RUJUKAN)
Hemoglobin : 10.5 (14-18) g/dl
Lekosit : 6.84 (4-11) ribu/ul
Eritrosit : 5.3 (4.50-5.50)
ribu/ul
Trombosit : 317 (150-450) ribu/ul
Hematokrit : 34. (42.0-52.0) vol%
Eosinofil : 2 (2-4%)
%
Basofil : 0 (0-1%)
%
Batang : 5 (2-5%)
%
Segmen : 60 (51-67%)
%
Limfosit : 30 (20-35%)
%
Monosit : 3 (4-8%)
%
Golongan darah : O
PPT : 13.4 (12-16) detik
APTT :
31.3 (28-38) detik
Control PPT :
14.0 (11-16) detik
Control
APTT : 34.7 (28-36.5) detik
SGOT : 17 (<31) U/L
SGPT : 11 (<31) U/L
Protein
Total : 7.66 (6.2-8.4) g/dl
Albumin : 4.27 (3.5-5.5)
g/dl
Globulin : 3.39 (2.8-3.2)
g/dl
Ureum :
18 (17-43) mg/dl
Creatinin :
0.97 (0.90-1.30) mg/dl
GDS
: 91 (80-200) mg/dl
Natrium :
136.9 (137-145) mmol/l
Kalium :
4.22 (3.50-5.10) mmol/l
Klorida :
104.8 (98-107) mmol/l
HbsAg Titer :
Non Reaktif (Non Reaktif)
HIV
Screening: Negatif (Negatif)
Pemeriksaan
USG
USG: kesan terdapat mioma submukosa diposterior
uterus ukuran 13x5 cm memanjang sampai keluar kanalis servikalis
Diagnosis Kerja
Penatalaksanaan
-Pro ekstirpasi (pemuntiran)
-Observasi
KU/VS
Pembahasan
Pada kasus ini dilakukan terapi ektirpasi yaitu suatu tindakan
pemuntiran mioma yang keluar dari kanalis servikalis. Untuk pilihan terapi
pembedahan pada mioma uteri pada umumnya yang dilakukan antara lain:
1.
Vaginal histerektomi
Biasanya dipilih jika organ dalam panggul yang
bermasalah berukuran kecil, tidak adanya perkiraan terjadinya perlengketan yang
luas, diperkirakan tidak adanya kelainan pada adneksa, dan bagian organ yang
prolapse sudah mulai terlihat dari vagina. Jika dibandingkan dengan abdominal
histerektomi, akan lebih menguntungkan dari sisi pasien, seperti pemulihan yang
lebih cepat sehingga mengurangi lamanya waktu untuk dirawat di rumah sakit dan
mengurangi biaya yang harus dikeluarkan serta mengurangi nyeri pascaoperasi
(Cunningham, et al., 2014)
2.
Abdominal histerektomi
Dengan abdominal histerektomi bisa mendapatkan
akses yang lebih leluasa untuk melakukan tindakan operatif pada organ dalam
panggul, metode ini juga dipilih jika terjadi perbesaran organ dalam panggul
dan mengantisipasi adanya perlengketan organ yang luas. Selain itu abdominal
histerektomi juga dapat memberikan akses pada operator jika memang harus
melakukan ooferoktomi sekaligus. Tetapi, abdominal histerektomi dapat membuat
pasien akan lebih lama dalam masa pemulihan di rumah sakit, meningkatkan nyeri
pada luka jahitan, dan risiko besar terjadinya demam post operative dan infeksi
luka operasi. Jika dibandingkan dengan vaginal histerektomi, abdominal
histerektomi berisiko besar terjadinya perdarahan hingga membutuhkan transfuse,
juga adanya cedera pada ureter, tetapi mempunyai risiko rendah terhadap
komplikasi perdarahan postoperative dan cedera pada vesica urinaria
(Cunningham, et al., 2014).
3.
Supracervical histerektomi
Pada histerektomi, keputusan untuk mengangkat
serviks umumnya akan didiskusikan dengan pasien. Supracervical histerektomi
adalah mengangkat hanya corpus uteri tanpa mengangkat semua bagian uterus dan
serviks. Awalnya histerektomi supracervical dilakukan karena adanya risiko
peningkatan perdarahan jika dilakukan insisi hingga serviks, juga dapat
mengakibatkan kerusakan organ dan memperpanjang waktu operasi. Tetapi sekarang
tidak hanya hal tesebut yang menjadi pertimbangan, perbaikan pada gejala organ
kemih dan menjaga agar tidak hilangnya fungsi seksual dari pasien, maka
supracervical histerektomi dapat dipilih. Tetapi melalui beberapa penelitian,
fungsi seksual antara pasien yang telah menjalani abdominal histerektomi dengan
supracervical histerektomi tidak jauh berbeda. Sehingga sekarang, supracervical
histerektomi pada kasus tumor jinak tidak terlalu memberikan perbedaan manfaat yang
signifikan bila dibandingkan dengan abdominal histerektomi. Risiko perdarahan
pada saat operasi mungkin lebih banyak didiskusikan terlebih dahulu antara
dokter dan pasien (Cunningham, et al., 2014).
4.
Miomektomi
Miomektomi
adalah prosedur untuk mengangkat mioma dari uterus tanpa mengangkat uterus itu
sendiri. miomektomi umumnya dipilih karena dapat lebih memelihara fungsi uterus
terutama pada wanita-wanita yang belum/sulit untuk beranak dan mempertahankan
fungsi seksual.
Pada pasien ini dilakukan miomektomi secara ekstirpasi (pemuntiran) karena
pasien sendiri menolak karena takut dilakukan tindakan operasi.
0 comments:
Post a Comment