Sakit Maag
Apa itu Sakit Maag ?
Sakit maag atau tukak lambung, atau dalam bahasa kedokteran disebut dispepsia, adalah kumpulan gejala yang terdiri dari nyeri ulu hati, atau perasaan tidak nyaman yang berasal dari saluran cerna atas, disertai dengn perasaan cepat kenyang, sendawa, mual sampai muntah. Keluhan itu berlangsung kronik, selama 3 bulan dan kambuh kambuhan setidaknya dalam 6 bulan terakhir.
Apa penyebab Sakit maag ?
Sakit maag terjadi akibat tingginya kadar asam di dalam lambung yang menyebabkan iritasi pada dinding lambung, hingga menimbulkan gejala nyeri pada perut. Terjadinya sakit maag dapat dipicu oleh berbagai faktor, diantaranya pola makan, psikis seperti stres dan juga adanya infeksi H.pylori.
H.pylori merupakan bakteri yang dapat hidup dan berkembang biak di saluran cerna manusia, lebih tepatnya di bawah lapisan selaput lendir dinding bagian dalam lambung (mukosa lambung). Adanya infeksi H.pylori tersebut dapat menimbulkan peradangan pada dinding lambung.
Bagaimana gejalanya ?
· Mual
· Perih
· Kembung
· Nafsu makan berkurang
Bagaimana diagnosisnya ?
· Riwayat Medis
o Dokter akan menanyakan secara mendetail mengenai riwayat dari gejala sakit yang menjadi keluhan dan mencari hubungannya dengan factor risiko penyebab yang mungkin terlibat.
· Pemeriksaan Fisik
o Dokter akan memeriksa perut (abdomen) bagian bawah dengan menekan-nekannya untuk mengetahui apakah ada pembengkakan (sakit).
· Pemeriksaan Laboratorium
o Urea Breath Test / UBiT(Test urea pernapasan), untuk diagnosa maupun mengevaluasi efektivitas pengobatan terhadap infeksi H. pylori, kuman penyebab tukak lambung. Pada pemeriksaan ini, pasien akan diminta untuk meminum larutan reagen 13C-Urea, yaitu urea berlabel radioaktif yang aman untuk dikonsumsi. Setelah meminum larutan, dilakukan penampungan sample nafas yang akan digunakan sebagai bahan pemeriksaan.
o Endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Dilakukan dengan menyusupkan sebuah tabung intai lentur melalui mulut untuk memeriksa bagian dalam oesofagus, lambung dan duodenum (usus 12 jari) untuk mencari adanya kelainan. Dokter bisa memeriksa dinding saluran pencernaan yang hasilnya terpampang di layar monitor. Tenggorokan pasien mungkin akan disemprotkan pembius lokal, dan/atau dibuat tidak sadar. Prosedur ini biasanya berlangsung sekitar 25 menit.
· Pemeriksaan Pendukung
1. Endoskopi saluran pencernaan bagian atas. Dilakukan dengan menyusupkan sebuah tabung intai lentur melalui mulut untuk memeriksa bagian dalam oesofagus, lambung dan duodenum (usus 12 jari) untuk mencari adanya kelainan. Dokter bisa memeriksa dinding saluran pencernaan yang hasilnya terpampang di layar monitor. Tenggorokan pasien mungkin akan disemprotkan pembius lokal, dan/atau dibuat tidak sadar. Prosedur ini biasanya berlangsung sekitar 25 menit.
2. Scan ultrasonik perut.
3. Sinar-x kontras barium.Bagian saluran pencernaan yang tidak terlihat dengan sinar-x biasa (datar) dapat dicitrakan dengan kontras barium. Untuk pemeriksaan oesofagus, lambung dan duodenum diberikan barium sulfat, zat penahan sinar-x, dalam bentuk minuman (prosedur barium telan).
4. Biopsi. Pemeriksaan mikroskopis atas sebuah sel atau pun sekumpulan besar jaringan berisi berbagai sel untuk memastikan diagnosis berbagai kelainan tubuh.
Pengobatan yang dilakukan
Penanganan tanpa obat
Bila sakit maag yang dirasakan tergolong baru dan ringan, antara lain dengan cara:
· Hindari perut kosong
· Atur jadwal makan dengan porsi kecil dan frekuensi lebih sering
· Makan makanan lunak / mudah dicerna
· Hindari makanan / minuman yang mengandung alkohol, gas karbondioksida (soft drink), kopi, cokelat
· Hindari stress
· Penanganan dengan obat
Baru dilakukan jika penanganan tanpa obat tidak berhasil.
· Antasida penetral asam lambung. Senyawa basa lemah yang bereaksi dengan asam hidroklorida (HCl) lambung untuk membentuk garam dan air. Mengurangi keasaman lambung. Umumnya antasida dapat dibeli bebas (OTC) tanpa resep dokter. Banyak dokter yang sepakat, bahwa antasida bentuk cair lebih manjur (bekerja lebih cepat) daripada bentuk padatnya (tablet).
· Anti sekresi asam lambung
· Acid atau histamin (H-2) blockers, antagonis Receptor H-2
· Penghambat pompa proton
· Pelindung Mukosa
· Antibiotik
Pencegahan yang dapat dilakukan
· Makanlah secara disiplin, sesuai dengan jadwal
· Makanlah buah-buahan dan sayur-sayuran
· Hindarilah makanan yang pedas, asam, atau berlemak, jika makanan tersebut membuat gejala tukak Anda menjadi makin buruk
· Jangan minum susu, karena diketahui bahwa kalsium dalam laktosa (asam lemak susu) dapat meningkatkan sekresi asam di dalam lambung. Gunakan susu krim atau susu berkadar lemak rendah.
· Batasi makanan yang asam, seperti jeruk, karena dapat menyebabkan rasa perih di saluran pencernaan yang luka
· Berhentilah merokok
· Minumlah obat antasida yang dijual bebas
· Periksalah obat-obatan Anda, jika perlu menggunakan obat penghilang rasa nyeri untuk mengatasi demam atau flu, pilih yang mengandung parasetamol (asetaminofen). Hindari obat-obatan yang mengandung aspirin, ibuprofen, ketoprofen dan natrium naproksen (naproxen sodium).
Dampak yang ditimbulkan oleh Sakit Maag
Bila tidak ditangani dapat menjadi gejala kanker lambung.
A 42-year-old woman, office secretary visits a hospital with complaints of abdominal discomfort, post prandial fullness, and nausea, no vomiting. These complain exist from 5 month ago. In physical examination founded only epigastric pain and laboratory examination within normal limit. The family doctors take specific laboratory examination, urea breathing test. This result was positive for urea breathing test.
Discuss the case above with 7 jumps!
Pertanyaan Minimal
1. Pengertian tentang DISPEPSIA
DEFINITION — An international committee of clinical investigators (Rome III Committee) defined dyspepsia as one or more of the following symptoms [3]:
a. Postprandial fullness (termed postprandial distress syndrome)
b. Early satiation (meaning inability to finish a normal sized meal or postprandial fullness)
c. Epigastric pain or burning (termed epigastric pain syndrome)
These criteria were preferred to the previous criteria (Rome II), which included pain or discomfort centered in the upper abdomen.There is controversy as to whether heartburn should be included in the definition of dyspepsia. The Rome III criteria do not include it, while the 1988 working party defined dyspepsia as both epigastric pain and
heartburn. In reality, there is considerable overlap of these symptoms in clinical practice.
The American Gastroenterological Association (AGA) does not consider patients with reflux symptoms alone in their guidelines for the approach to the patient with dyspepsia.
2. Bagaimana pathogenesis dispesia?
3. Diagnosis banding dyspepsia
1. Functional Dyspepsia
2. Organic Dyspepsia
o Ulcus type
o Dismotility type
o Mix type
GERD
IBS
4. Dispepsia dapat disebabkan oleh berbagai kelainan anatomi dan fisiologi pada saluran pencernaan bagian atas dan dapat pula disebabkan oleh karena adanya penggunaan obat-obatan tertentu.
5. Penegakkan diagnosis penyebab dispepsia
o Dari riwayat klinis didapatkan 3 gejala utama dyspepsia yaitu tipe ulkus yang lebih dominan nyeri epigastrik, tipe dismotilitas yang lebih dominan rasa mual dan sebah, dan tipe campuran.
o Dari pemeriksaan fisik biasanya normal kecuali ada penyebab lain seperti keganasan dimana akan didapatkan teraba massa, adanya nyeri dinding abdomen Carnett test
o Pemeriksaan laboratorium biasanya normal kecuali adanya anemia yang merupakan salah satu ALARM symptom
o Pemeriksaan penunjang seperti endoskopi bila ada ALARM symptom, tes untuk H. Pylori, terapi empiris untuk supresi asam lambung, terapi empiris untuk eradikasi H Pylori.
6. Apakah ALARM symptom? gejala keganasan gaster
o Unintended weight loss
o Persistent vomiting
o Progressive dysphagia
o Odynophagia
o Anemia
o Hematemesis
o Palpable abdominal mass or lymphadenopathy
o Unexplained iron deficiency anemia
o Family history of upper gastrointestinal cancer
o Previous gastric surgery
o Jaundice
7. Apakah penyebab dispepsia kronis?
8. Apakah yang dimaksud dengan uninvestigated dyspepsia?
o Uninvestigated Dyspepsia : refers to new onset or recurrent D for which no diagnostic investigation yet have been performed and therefore a specific diagnosis has not been determined.
9. Apakah yang dimaksud dengan dispepsia fungsional?
o Functional Dyspepsia: refers to persistent or recurrent Dyspepsia for which diagnostic investigation (including endoscopy) has not determined an obvious organic cause of symptoms.
10. Apakah beda Uninvestigated dyspepsia dan functional dyspepsia
o Uninvestigated dyspepsia All symptomatic patients, regardless of whether a cause has been sought
o Functional dyspepsia is a diagnosis that can only be made after investigation.
o Patients with functional dyspepsia (non-organic dyspepsia) have undergone investigation, such as upper GI barium series or upper GI endoscopy, at which time an ulcer (an organic cause of the pain/discomfort) has not been observed.
o It is not necessary to investigate all patients with dyspepsia, but it is important to take a careful history to rule out the more obvious serious differential diagnoses
11. Bagaimana tes untuk H Pylori?
12. Bagaimana manajemen univestigeted dyspepsia?
13. Bagaimana tatalaksana dyspepsia di PUSKESMAS?
14. Kapan pasien dispepsia akan dirujuk?
o Presence of alarm symptoms
o Failure to respond to appropriate therapy
o Patients 45 years of age with new-onset symptoms
15. Bagaimana terapi untuk dyspepsia fungsional?
Supplement About Ulcus Pepticum (Peptic Ulcer)
Apakah yang dimaksud dengan ulkus peptikum?
• Peptic Ulcer (gastric and duodenal)
• Defect in the gastrointestinal mucosa that extend through the muscularis mucosa
Bagaimana patofisiologi ulkus peptikum?
the end result of an imbalance between aggressive and defensive factors in the gastro duodenal mucosa.
Bagaimana gejala klinis ulkus peptikum?
Abdominal pain common
Upper abdominal pain or discomfort is the most prominent symptom in patients with peptic ulcers; approximately 80 percent of patients with endoscopically diagnosed ulcers have epigastric pain. Although discomfort from ulcers is usually centered in the epigastrium, it may occasionally localize to the right or left upper quadrants or the hypochondrium [8]. Radiation of pain to the back may occur, but back pain as the primary symptom is atypical. Although ulcer pain is often burning, gnawing, or hunger-like in quality, the discomfort can be vague or crampy. In the era when ulcer patients were essentially untreated, symptoms were observed to occur in clusters lasting a few weeks followed by symptom-free periods of weeks or months
Epigastric pain :
o Burning
o Discomfort
Typical pain pattern Duodenal Ulcer :
• Occurs 90 mn to 3 hr after meal frequently relieved by antacids or food
• Awakes the patients from sleep (midnight – 3 A.M)
• Discomfort precipitated by food
Food-provoked dyspepsia — Peptic ulcers can also be associated with food-provoked symptoms, such as epigastric pain that worsens with eating, postprandial belching and epigastric fullness, early satiety, fatty food intolerance, nausea, and occasional vomiting. Food-provoked symptoms in ulcer patients appear to reflect a combination of visceral sensitization and gastroduodenal dysmotility. One study found that symptomatic peptic ulcers were associated with increased visceral sensation of the upper GI tract, evident by an augmented symptomatic response to ingestion of a liquid nutrient meal in patients with symptomatic peptic ulcers, compared with patients with asymptomatic ulcers and healthy controls
• Nausea weight loss
Bagaimana mekanisme nyeri pada ulkus peptikum?
1. Acid – induced activation of clinical receptors in duodenum enhanced duodenal sensitivity to bile acids and pepsin
2. Altered gastro duodenal motility :
Variation in the intensity or distribution of the abdominal pain indicative of an ulcer complication
• Dyspepsia constant no longer relieved by food or antacids or radiation to the back penetrating ulcer (pancreas)
• Sudden onset of severe perforation
• Pain worsening with meal, nausea, vomiting of undigested food suggesting gastric outlet obstruction
Bagaimana diagnosis Ulkus Peptikum?
• Predictive value of abdominal pain poor for the presence of a gastro duodenal ulcer
• A radiographic ( barium study)
• Single-contrast barium meals sensitivity defecting DU : 80%
• Double contras sensitivity 90%
DU : appears as a well – demarcated scarring
GU : as a discrete crater with radiating mucosal folds originating from the ulcer margin
• Endoscopy most sensitive and specific
Faktor resiko Ulkus peptikum:
1. Genetic environmental
Host factors appear to be important in predisposing to H. pylori infection and to disease outcomes, such as DU and gastric cancer. In the setting of H. pylori infection polymorphisms involving the cytokine IL-1- beta, but not IL-6, are linked to DU, probably related to effects of H. pylori-associated inflammation and acid secretion. Although IL-1- beta has been reported to have cytoprotective effects, it remains to be
determined whether cytokine polypmorphisms influence PUD in patients with other forms of PUD.
2. Smoking
3. Alcohol
4. Nonsteroidal antiinflammatory drugs
5. Characteristics of the patient
Ulcers in older patients may heal more slowly than in younger individuals. Older patients are also more likely to bleed, rebleed, require more transfusions, and have a prolonged hospital stay, probably due to the presence of comorbid illness
Patients who first develop ulcer complications in the hospital (stress ulcer) respond poorly to medical and surgical therapy.
6. Characteristics of the ulcer
Ulcer size is clearly an important factor that predicts healing rates.
7. Diet
One study found a much lower consumption of chili peppers by DU patients, compared to controls, prompting the hypothesis chili peppers protected against damage, possibly by activating mucosal adaptation. Coffee is a strong stimulant of acid secretion and produces dyspepsia in many individuals, which often results from enhanced esophageal reflux.
8. Psychologic factors
Bagaimana terapi untuk Ulkus Peptikum?
Supplement About Gastritis
Apakah yang dimaksud dengan GASTRITIS?
Gastritis is usually due to infectious agents (such as Helicobacter pylori) and autoimmune and hypersensitivity reactions.
Inflammation of the gastric mucosa should be reserve for histologically documented
Gastritis :
is not the mucosal erythema seen during endoscopy
Is not interchangeable with “dyspepsia”
Classification of gastritis based on:
Time course
Histology features
Anatomical distribution
Bagaimana klasifikasi GASTRITIS?
Apakah GASTRITIS AKUT itu?
The most common causes: infectious H.pylori histologic mucosal:
• Marked infiltrate of neutrophils
• Edema
• Hyperemia
Bacterial infection phlegmonous gastritis: diffuse acute inflammatory infiltrates of the entire gastric wall.
Causes: Streptococci, Staphylococci, E-coli, Proteus, Haemophilus sp.
Apakah GASTRITIS KRONIS itu?
• Histologic mucosal : inflammatory cell infiltrate: lymphocytes, plasma cell, with very scant neutrophil involvement.
• Distribution of inflammation: patchy, superficial and glandular portions of the gastric mucosa
progress
glandular destruction, atrophy and metaplasia.
Classification of chronic G accoding to histologic characteritis
• Superficial atrophic
• Gastric atrophy
Apakah yang disebut dengan Gastritis tipe A?
• Less common
• The predominant site: fundus and body, with antral sparing
• This form associate with permicious anemia
• Antibody to parietal cell detected in > 90% of patients with permicious anemia and in up to 50% of patients with type A gastritis
• Is also called autoimmune gastritis. Gastric and plays role in feedback inhibition of gastrin release from G cells. Achlorhydric, conpled with relative sparing of the antral mucosa (site G cells)
hypergastrinemia
Apakah yang disebut dengan Gastritis tipe B?
• Antral-predominant
• More common
• H.pylori infection is the cause of this entity
• Bagamana terapi eradikasi H Pylori?
Bolavita Situs Judi Online yang menyediakan Berbagai Jenis permainan lengkap seperti :
ReplyDelete- Sabung Ayam Live
- Casino live
- Slot
- Ding-Dong
- Togel
- Tembak Ikan
- Dan masih banyak lainnya.
Rilis Promo Terbaru .. Bonus 100% Khusus Taruhan Sabung Ayam Yang Dapat Di Klaim Setiap Hari !
Menyediakan Transaksi Deposit & Withdraw Yang Lengkap, Seperti :
- Transfer Bank ( Semua Jenis Rekening Bank di Indonesia )
- Ovo
- Gopay
- Dana
- Linkaja
- Pulsa
Untuk Minimal Pasang Taruhan Hanya 20ribu Rupiah... Untuk anda yang hobi adu ayam... Jangan sampai lewatkan Promo ini ! Jadi lah orang yang cerdas ..
Gunakan kesempatan Promo ini sebaik mungkin.. Karena promo ini tidak selamanya berlaku ! Kunjungi situs Agen Bolavita sekarang juga !
Jangan sungkan hubungi Kontak Cs kami yang online 24 Jam dibawah ini :
» Nomor WhatsApp : +62812-2222-995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita