Kedokteran dan Kesehatan: Entertainment
Showing posts with label Entertainment. Show all posts
Showing posts with label Entertainment. Show all posts

Tuesday, August 16, 2016

Krakatoa The Last Days

Krakatoa The Last Days
August 26, 1883,. Rogier Verbeek, the Dutch scientists who conduct research on Montain Krakatoa and living eruption of Krakatoa. Verbeek collect the stories from the people who live on the mountain erupted. He lives of thousands who did not live. He live in Indonesia, one of many volcano Krakatoa.
Before the natural disaster, nature has actually told him, like animal behavior cats, dogs, and birds suddenly went flying. For the first time before the explosion in August 1883, issued on 20 May Krakatoa smoke very much. Earthquakes are common in the area around Krakatoa before the explosion on August 26, 1883.
Verbeek himself said when Krakatoa first remove smoke so much (May 20, 1883): "I did not know at that time what the volcano, the explosion is signaled. Far below the earth, the magma was looking for a way to the surface. Only a matter of time before it came out. "
Johanna Beyerinck a wife Dutch leaders in the coastal village ketimbang in Lampung named Willem Beyerinck, he has felt no good will happen before the massive explosion of Krakatoa in August 1883, ranging from earthquakes that frequently occur.
The night before the explosion that occurred on August 25,1983 , after a puppet show that tells the story of the eruption of Krakatoa, Johanna spoke to Verbeek that as scientists learn more about volcanoes, talking about signaled the eruption of Krakatoa. Just like when Johanna spoke to her husband who did not consider. On the other side of the family at the lighthouse tower had felt no good will happen unusual. The incident also created the momentum to collect money, made travel for Europeans to look near at the time of Krakatoa. People around the volcano Krakatoa regarded smoke released when it is not dangerous, they are still doing work activities around the coast 30 miles from Krakatoa. Likewise with Beyerinck Willem, who are responsible for the coastal areas in Ketimbang, more concerned with business as Dutch officials rather than listen to his wife complained that feel something are  going to happen to Krakatoa.
Finally unwanted disaster occurre in the coastal village ketimbang. On the day of the eruption occurred, the people there were having a celebration of the opening of the market, and when the first explosion of Krakatoa. The tsunami destroyed the first heading north Bank Cotton (Ketimbang), untold thousands life killed instantly. After that people who live trying  go to higher places like hill or mountain.
Then on the second day of 27 August explosion more terrible than the day before, in the area near Krakatoa sun barely visible, the eruption continued to increase throughout the night. Bang came up to hundreds of miles, after 20 hours of continuous eruption, the magma chamber is empty and mountain Krakatoa collapsed. The explosion was heard in the amount of up to 3000 miles Australia, the noisy voice in history. Millions of tons of ash and pumice was spilled into the sea and triggered a tsunami more destroying. Family in the mercusuar tower affected by tsunami so that the tower mercusuar collapsed. Even, ships crossing group was exposed to ash and try hard to clean the ash because it make build ships out of balance. And the captain turned the ship is heading toward Krakatoa to avoid tsunami higher. In addition, the family of Willem Beyerinck and people who have go to the area higher still affected by hot ash (wedus gembel) which quickly destroy everything up to the area. And the day is the culmination of a disaster of Krakatao. 

TAK SEBURUK YANG KU KIRA

TAK SEBURUK YANG KU KIRA

Kisahku berawal saat aku memulai mencari perguruan tinggi untuk masa depanku. Sebelumnya kenalin aku Groho mahasiswa Pendidikan Dokter semester 2 di salah satu perguruan tinggi swasta favorit di Jogja. Udah tau belum ? Ya bener sekali UMY lah kampusku. Aku berasal dari kota di sudut barat Jawa Tengah yang khas dengan bawang merahnya dan telur asin. Tau ngga nih ? Kasih tau aja deh ya bener Brebes lah kota asalku. Aku anak ke-2 dari 3 bersaudara. Kakaku sudah bekerja di salah satu bank BUMN di Tegal dan adiku masih bersekolah kelas 3 SD di desa tempat tinggalku. bapaku hanya seorang pegwai di salah satu BUMN perkebunan di Jawa Tengah. Sedangkan ibuku hanya seorang pedagang. Di sini aku akan menceritakan masa laluku sekaligus menyalurkan hobiku menulis.
            Saat dulu aku mencari perguruan tinggi aku tidak pernah terfikir untuk berkuliah di Jogja, ibarat di persenkan 1 persenpun ngga ada niat sama sekali walaupun salah satu dari 3 universitas terbaik di indonesia. Mungkin itu ya karena pandangan dari teman-temanku bahwa Jogja ini walaupun kota pelajar tapi juga kota yang pergaulanya bahaya. Terutama yang aku takutin sih ya yang banyak cewe sudah ngga virgin lagi. Jadi susah untuk mencari jodoh. Sebenarnya sih bukan masalah itu aja yang mbuat aku ngga pengin kuliah di Jogja, tapi memang keinginan akulah yang pengin kuliah di bandung yang udaranya sejuk dan dingin. Apalagi waktu dulu aku mampir di perguruan yang aku inginkan keinginan itu rasanya bergebu-gebu untuk ngga sabar masuk ke fakultas yang aku inginkan yaitu pendidikan dokter di universitas itu.
Saat awal Januari tahun lalu aku ditawarkann sama dosen BK untuk mendaftar di PTS di daerah Semarang dan di Jogja salah satunya UMY. Ya waktu itu sih aku masih agak santai untuk mencari kampus masa depanku. Namun karena saran teman dan keluarga akhirnya aku mencoba untuk mendaftar di UMY lewat PMDK. Walaupun saat itu aku masih berfikir kalau tidak di terima juga ngga papa, masih banyak kampus yang mau menerimaku bicaraku dengan Percaya Dirinya. Akhirnya pengumuman pun tiba, alhamdulillah aku di terima di Pendidikan Dokter UMY dari satu sekolahku hanya aku yang diterima, aku sendiri pun bingung. Padahal menurutku masih banyak temenku yang lebih pinter dan nilainya lebih bagus dari pada aku. Ya mungkin ini sudah takdir tuhan bahwa aku diterima di UMY. Akhirnya aku pun cerita ke orang tuaku, orang tua juga alhamdulillah bangga dan seneng anak laki-laki pertamanya bisa menjadi dokter, sampai bilang ngga usah ndaftar-ndaftar lagi udah di situ aja.
Aku yang masih tidak puas dengan kampus UMY, akhirnya mencoba untuk mendaftar di kampus keinginanku di daerah Bandung lewat jalur undangan. Namun kehendak berkata lain aku gagal di terima di kampus tersebut. Namun itu masih belum membuat aku menyerah aku pun mencoba untuk ke-2 kalinya lewat jalur tulis. Saat pengumuman namaku alhamdulillah ada, namun jurusan saat aku diterima berbeda dari yang aku inginkan yaitu pendidikan dokter.
Aku pun berusaha berfikir tenang dan memikirkan bagaimanakah jalan terbaiknya. Karena perguruan tinggi merupakan masalah yang krusial, terutama berhubungan dengan masa depan. Dari keluargaku terutama ibu hanya berpesan apapun yang kamu ambil ibu pasti doain yang terbaik. Namun jawaban itu malah membuatku tambah bingung dan tak karuan. Berbeda pendapat dari bapaku beliau malah menyarankan untuk mengambil di UMY saja selain islami juga karena UMY juga tidak kalah berkualitasnya dari pada perguruan tinggi lainya. Beliau juga bilang bahwa dokter itu masih sangat di butuhkan di masyarakat apalagi di desa-desa terpencil. Beliau juga bilang bahwa yang terpenting bukanya dari mana atau alumni mana kita berasal tapi adalah kualitas dari pribadi masing-masing  dan seberapa besar kita dapat membantu masyarakarat, yang akhirnya dapat di terima di masyarakat. Pesan dari bapa sayalah yang mengukuhkan hati saya untuk melanjutkan sekolah di kampus tercinta UMY.
Saat pertama kali aku berangkat kuliah di FKIK aku pun merasakan senang dan bangga bisa masuk di salah satu fakultas favorit di UMY dengan prodi pendidikan dokter. Saat itu aku tidak punya teman sama sekali, dengan adaptasi yang lumayan cepat akhirnya aku pun memiliki banyaka teman. Pengalaman berkesanku saat minggu pertama masuk adalah pertama kalinya aku melihat organ-organ dalam tubuh dan mayat yang sudah di formalin yang tidak bisa di ekspresikan dengan kata-kata begitu menakutkanya dan mengerikan sekaligus mengesankan. Sampai satu hari setelah aku melihat kadaver aku tidak nafsu makan yang berhubungan dengan daging dan sebagainya.
Akhirnya hari-hari menjadi mahasiswa kedokteran pun aku lalui. Ternyata tidak mudah yang aku bayangkan menjadi mahasiswa kedokteran sedih, susah, cape, dan pusing itulah makanan sehari-hari menjadi mahasiswa kedokteran. Walaupun banyak orang luar mengira bahwa mahasiswa kedokteran itu keren, ganteng, cantik, dan enak tentunya. Walaupun ada senang, sedih, manis dan pahit, aku bangga menjadi mahasiswa kedokteran UMY.
Sempat aku membandingkan Pendidikan Dokter di UMY dengan pendidikan dokter di tempat lain. Namun ternyata tidak terlalu beda proses pendidikan dokter di UMY dari pada universitas lain. Hanya beda dosen dan fasilitas saja menurutku. Namun dari sekian perbandingan tadi menurutku lebih utama adalah kesadaran diri kita masing-masing. Karena sebagai seoarang dokter itu tidak mudah dan membutuhkan pengorbanan berupa waktu yang lebih lama baik untuk belajar maupun kuliahnya. Oleh karena itu perlulah kita mengatur waktu dengan baik agar target yang sudah kita inginkan bisa terwujud tanpa adanya hambatan apapun.
Akhirnya aku sadar bahwa universitas hanyalah pengantar membawa keberhasilan kita dimanapun kita berada entah itu peringkat 1 dunia itu tergantung individu masing-masing mengembangkanya. Banyak lulusan universitas ternama nganggur dan banyak pula universitas yang biasa-biasa saja dapat membawa anak didiknya menjadi orang yang luar biasa. Apalagi sebagai seorang dokter, entah itu lulusan universitas ternama bila tidak dapat membaur terhadap masyarakat tentunya dokter tersebut juga tidak disegani masyarakat. Bahkan masyarakat pada umumnya tidak peduli terhadap alumni kita berasal yang dibutuhkan masyarakat hanya masalah kesesuaian atau kecocokan masyarakat terhadap dokter yang di inginkan. Apalagi jurusan pendidikan dokter di UMY yang termasuk bagus dan baik dari sekian universitas yang ada pendidikan dokter di Indonesia. Oleh karena itu aku bangga menjadi bagian dari mahasiswa UMY yang nantinya di bekali dengan ajaran agama yang tentunya lebih di segani oleh masyarakat. Maka dari itu janganlah memandang orang dari luarnya lihatlah orang dari isinya.


MIlkfish Mud

MIlkfish Mud

Good morning, Ladies and Gentlemen
Indonesia is an archipelagic nation which has many types of food. Every region has typical food. Typical food is a kind food that has characteristic or sign from the region and the country that is generally only found in this region or country. Brebes is one of the regions which has many typical food. The typical food from Brebes are sate blengong, salt eggs, and milkfish mud.
            Do you know milkfish mud? may also have tried. According Gusti café, Milkfish mud is a kind of milkfish food with processed cook using mud as the ingredient to close and then burn. There are many types of milkfish mud such as milkfish spice mud, grille milkfish mud original, grille milkfish mud without viscera, and grille milkfish without thorn. Milkfish mud have very delicious taste, tasty, and tasteful. Milkfish mud is also often a recommendation as for culinary tourism both local and foreign. Based explain above, I will explain the tools and ingredient and how to make milkfish mud.
            Before making milkfish mud, we must to provide the tools and the ingredient. The ingredient for make milkfish mud is difficult enough. Because not all ingredient can be use for making milkfish mud. The tools required for making milkfish mud such as burner, fan, and plate. While the main ingredient to use milkfish mud is milkfish and mud. Mud is not just any mud, but must use pond mud. Besides that, making milkfish mud also need spices such as, turmeric, coriander, pepper, nutmeg, onion, and ginger.      
            The procedure to make milkfish mud is difficult because need special technique that does not smell of mud. First, Slice fresh milkfish belly, then all of visceral is removed until clean. Milkfish belly is stuffed with various vegetables such as peppers, leeks, onions and tomatoes. Next milkfish is wrapped by banana leaves. Before milkfish is wrapped by mud, we must steam until half cooked. Then milkfish wrapped by mud until if less than 1 centimeter. The milkfish mud is burn until cooked. Next we present milkfish mud with mud stick, as long as it is dry because of the burning. Burnt mud makes your appetite increase. Mud serves to protect fish so that it does not become destroyed when burned, in other to mud also serves as oven until milkfish is cooked perfectly. Milkfish mud may be available in cafes that served kinds culinary fish. One of them we can find milkfish mud in Randusanga beach, Brebes. There are many café sell milkfish mud. The price for a milkfish mud only 30 -70 thousand rupiah.     

            I will reiterate that Milkfish mud has very delicious taste and tasty. Although, procedure to make milkfish mud is difficult but it tastes so delicious and unique. The price for milkfish mud is cheap because does not need all ingredient for making Milkfish Mud. Again, milkfish mud is the only one in the world, I think you know. Yeea only Brebes , Indonesia.
Thanks for your attention